Ahok Memang Pantas Dipanggil Anjing, Koq Bisa?

Ahok memang pantas saja dipanggil dengan sebutan anjing. Loh, koq bisa? Mari kita lihat sejarahnya makhluk yang satu ini.

Anjing adalah makhluk hidup yang paling banyak dipelihara oleh seluruh umat manusia di dunia ini. Anjing terkenal dengan kesetiaannya, dan kejinakkannya sehingga anjing disebut dengan sahabat manusia terbaik. Seperti contohnya, cerita Hachiko, anjing yang setia menunggu majikannya yang sudah meninggal di depan stasiun kereta api.

Dan ada juga beberapa cerita dimana ada anjing yang menyelamatkan majikannya yang sudah tua dari kebakaran rumah, dan anjing jenis labrador yang dapat menuntun jalan majikannya yang buta. Anjing juga memiliki penciuman yang sangat tajam sehingga di beberapa bandara dunia (ex, Taiwan) melatih seekor anjing untuk melacak para turis yang datang apakah ada bahan – bahan narkotika yang tidak boleh dibawa masuk ke negara tersebut.

Anjing juga termasuk binatang yang paling pintar dan menurut beberapa pakar, anjing memiliki satu sifat bawaan sebagai “seorang pelayan“, itu yang membuat anjing adalah binatang paling istimewa dan digemari oleh semua orang.

Ahok diwaktu dia mengambil sumpah sebagai gubenur, dia sudah bersumpah untuk menjadi seorang yang melayani rakyat, setia dengan konstitusi yang sudah ditetapkan, apapun yang terjadi dia akan selalu membela “majikannya” (baca rakyat). “Penciuman” Ahok yang sangat sangat tajam akan “korupsi” akan membuat dia dengan sangat cepat “menggonggong” bahkan mengejar sumber baunya.

Dan kontroversi yang marak sekarang di bumi Indonesia dimana Pak Ahok dihina anjing oleh Politisi satu ini, ada baiknya jika kita memiliki sudut pandang yang lain sehingga kita tidak termakan emosi seperti para DPRD di sana. Ahok pantas dipanggil anjing karena kesetiaannya, membela rakyat demi rakyat dan untuk rakyat. Ahok pantas dipanggil anjing karena kelincahan dan kepintarannya dalam memimpin rakyat Jakarta dan ketegasannya. Dia sensitif dengan “bau” korupsi dan ketidakadilan yang terjadi di bumi Indonesia kita.